Tulisan ini terinspirasi karena berita-berita di
televisi yang saya tonton dan beberapa surat kabar yang saya baca.
Kau masih ingat kasus daging impor sapi, kasus TNI vs POLRI dan
kasus korupsi yang engkau elu-elukan tiap hari-harimu? Teriaknya kepada Bambang,
ya kali ini si Brambang meneriaki Bambang saat ia menyepelekan hal-hal yang
justru mempunyai peran urgen dalam kebijakan pemerintah yang ia ambil. Brambang
berteriak “yes aku berhasil memalingkanmu untuk lebih perhatian kepadaku, kau
baru sadar aku punya peran penting dalam hidup ini” hah?
Setelah menjadi momok yang selalu menakuti bawang putih, kini
justru Brambang bersahabat dengannya, ia tak lagi mementingkan siapa yang
paling dicintai ibu-ibu rumah tangga, pedagang sayur, dan penjual penyetan, hingga
pemerintah. Dan kini jelas Brambang berkomplot dengan si putih untuk melawan
rezim si Bambang, ia bilang kepada
bawang putih kalau kamu berani menaikkan harga jualmu, kenapa aku tidak?.
Miris memang saat mengetahui kedua bawang ini tiap hari harganya
makin melonjak, mencekik para ibu-ibu rumah tangga, pedagang sayur dsb. Di lain
sisi memang ini amat sangat menguntungkan bagi para petani bawang, khususnya
Brebes yang terkenal dengan Brambangnya. Tapi di sisi lain bisa jadi ini
permainan para petani ekslusif, (red:petani=pengusaha besar) Para petani desa pun
ikut meneriakkan hak-haknya, “hai Bambang mengapa kau menyalahkan kami?
Bukankah kau yang inginkan pembatasan barang-barang yang berbau impor? Bukankah
ini kebijakan yang kau ambil? Tak tahu mengapa semua pihak memprotes, melawan
rezim si Bambang yo (red:SBY), mungkin lebih karena ia selalu menjadikan rakyat
sebagai korban dari kebijakan pemerintah yang salah.
Di Jakarta harga brambang menyentuh angka 50rb rupiah/kilogram,
sedangkan si putih mencapai 100rb rupiah/kilogramnya, di Jogja brambang
menyentuh angka 60rb rupiah/kg. Dan saat kami kau anggap tak pernah ada, saat
kau lebih mementingkan korupsi daging sapi, tomat dan cabe, kini kau tiba-tiba
menggugat kami, kau salahkan kami saat kau tak pernah mau menanam (memproduksi)
sendiri, giliran kami meraup keuntungan besar, kalian bilang petani Brambang
mendzholimi pemerintah. Terus dimana pemerintah saat kami merasakan kegagalan
panen, saat kami kalah karena ulahmu yang lebih mengandalkan barang-barang
impor, ulah kita yang lebih mementingkan fluktuasi harga barang-barang elektronik
seperti (i-pad, gadget, computer, laptop, dsb) dimana kalian semua? Saat kami
dianggap tak pernah ada? Kini saat kami datang mencekik, kalian tiba-tiba
datang berteriak dan meminta maaf kepada kami, minta maaflah kepada mereka yang
selalu mengurusi kami saat kami dianggap hal yang sepele, tapi jangan pernah
sekalipun kau meminta maaf kepada si Bambang yo (red:SBY).
Semoga kita sadar dan tidak pernah menyepelekan hal-hal yang
justeru mempunyai perang yang sangat urgen dalam kehidupan ini. Mungkin ini
imbas dari kemarahan bawang putih kepada brambang yang selama ini menyakitinya,
kini ia membuktikan bahwa ia lebih pedih daripada brambang. [el-fath]
Yogyakarta,
14 Maret 2013
0 komentar:
Posting Komentar
Reaksi