Senin, 02 Juni 2014 0 komentar

Nyamuk

Peringkat kedua dalam daftar sesuatu yang kubenci adalah nyamuk. Hewan bising ini berhasil menjadi runner-up setelah dibawahi hujan. Dari banyak aspek yang membuatku benci hewan mungil ini, alasan terbesar ialah: ia menyedot darahku. Tentu saja aku keberatan dengan hal ini, darah bagiku sesuatu yang kubutuhkan. Nyamuk itu begitu egois, dalam raganya padahal sudah diberikan sdemikian banyak darah untuknya tapi tetap saja memburu darah-darah manusia agar dia kenyang. Rupanya ia bersaingan dengan vampire menurutku. Bagaimana jika aku mulai menulis sebuah naskah film tentang vampire dan nyamuk? Mungkin bisa menjadi film box office yang ratingnya menjadi tertinggi, tapi bukan di negaraku. Negara ini lebih menyukai mengonsumsi sebuah tayangan yang memperlihatkan bagian tubuh wanita tapi masih bergenre horror katanya. Ah, vampire mungkin bisa menjadi bagian dari horror! Baiklah, setelah ini aku akan mencoba merangkainya menjadi suatu cerita. Tapi kuselesaikan yang ini dulu….
            Kuralat pernyataanku tadi, alasan terbesar mengapa aku sangat anti dengan hewan terbang ini adalah ia membuatku gatal. Ia juga meninggalkan bekas berupa titik merah dikulitku. Aku ingin tau nyamuk yang biasa menggigitku itu wanita atau pria, kalau pria mungkin aku bisa mewajarkannya. Pria otomatis akan menyukai wanita, berarti ia menyukaiku. Namun, kalau dia adalah seorang wanita –eh tidak pantas dengan sebutan wanita; betina saja – ia pasti iri denganku. Harusnya ada pengertian antar sesama yang berkromosom XX bahwa merawat tubuh itu penting (ya pasti jumlahnya berbeda, aku payah dalam pelajaran Biologi). Aku sudah mengocek tabungan untuk membeli hand body dan lulur yang bermerk agar tubuhku selalu terawat. Bintik merah pada kaki sangat mengganggu pemandangan, apalagi di sekitar lutut. Oh, sungguh itu adalah bagian kesukaan para nyamuk sepertinya. Kalau dilihat, seperti anak kecil yang tidak terawat saja, untungnya kulitku masih cerah.
            Takhanya bagian lutut ke bawah yang menjadi sasaran, nyamuk-nyamuk itu usil menggerayangi tubuhku. Tidak sedikit juga ia menggigit paha, perut, serta dadaku. Kurang ajar memang! Belum ada pria yang bisa menjamah tubuhku, tapi nyamuk-nyamuk genit itu sudah berhasil menyedot sedikit darahku ketika terlelap. Saat tidur, semua orang tidak sadar akan sesuatu yang menimpa dirinya, maka ketika si nyamuk sedang beraksi spontan tangan kita akan berusaha mengusiknya. Dengan kata lain, nyamuk ini menjadi pengadu domba untuk bagian tubuhkita, bahwa dengan tidak sengaja kita akan melukai tubuh kita sendiri dengan tamparan pada tubuh kita. Sistem syaraf kita toh tidak akan berhenti bekerja meskipun kita tertidur, bahkan si serangga tengil ini senantiasa membangunkan secara paksa dari tidur! Jelas ia hewan pengganggu! Harusnya mereka musnah!
            Ah, andaikata aku memiliki jurus ampuh untuk melawan sesuatu, tentulah yang akan kumusnahkan pertama kali adalah nyamuk! Ada suatu pertanyaan yang membenaki perasaanku: ada berapa banyak populasi nyamuk di bumi? Takperlulah di bumi, di Indonesia saja! Oh, Indonesia terlalu luas, populasi nyamuk di rumahku! Di kamarku! Apa perlu seminggu sekali rumahku di fogging?
0 komentar

Hujan dan Kebencian Perempuan

Aku hanya seorang perempuan yang sama, yang hidupnya tak jauh berbeda dengan kebanyakan perempuan lainnya. Membicarakan pria, bersolek untuk mempercantik diri, menggunjingkan seputar perempuan lain, dan menyaksikan film romantis dengan pemeran pria yang sangat tampan. Bedanya, aku membenci hujan dan perempuan lain lebih menyukai hujan. Katanya, hujan itu dapat membangkitkan memori, hujan itu romantis, hujan itu mengerti suasana hati dan diutamakan bagi perempuan yang sendu. Opini-opini itu menjadi milik sejuta umat ketika hujan turun serempak di berbagai penjuru belahan bumi, manusia yang terkungkung dalam sebuah kamar akan merasakan kegalauan. Galau, kata yang populer sejak tahun 2010. Aku sempat mengenal kata itu tapi tidak pernah disapa di kala hujan. Aku bangga dan tidak merasa terkucilkan karena tidak galau karena hujan. Lagipula aku bukan pengikut tren.
Hujan selalu meninggalkan sebuah bekas, berupa genangan air, titik-titik air yang berdiam dan kemudian melesap beberapa saat setelahnya. Hujan membawa sebuah rona bahagia pada penikmatnya, membawa kegelisahan bagi beberapa perasa, membawa kenangan untuk yang ditinggalkan, dan juga membawa kebencian dari sebuah alasan yang terkadang tidak berdasar. Ketibaan hujan yang tepat dengan sebuah penanda menjadi saat yang dinanti atau dibenci bagi sebagian insan tapi tidak dengan hujan yang secara tidak sengaja membasahi bumi yang masih belum mengentaskan rindunya dengan kering. Aku, bukan si pecinta hujan. Aku, bukan si penanti hujan. Aku, bukan perasa yang gelisah saat hujan. Tapi aku pernah menjadi semua bagian dari itu, dulu. Aku, si pembenci hujan.
 Mungkin jika berwujud manusia, ia akan mengusirku. Pasalnya sejak berumur 5 tahun hingga beranjak ke umur 20 aku tinggal di kota yang memiliki sebutan Kota Hujan. Aku, si pembenci hujan. Banyak yang bilang padaku untuk pantang mengatakan ”aku benci hujan.” dengan satu alasan yang selalu sama: hujan adalah anugerah dari Tuhan. Untuk alasan itu, aku tidak dapat menampiknya. Ya, hujan memang anugerah bagi yang mengandalkan hidupnya di balik runtuhan air yang menjatuhi bumi itu, misal seorang tukang ojek payung, yang senantiasa menawarkan jasanya di pusat perbelanjaan, di pasar, terminal, dan banyak tempat orang berkumpul. Tapi bukan aku. Aku, si pembenci hujan.
Sudah kukatakan di atas tadi, ada yang membenci hujan tanpa alasan yang berdasar dan itu adalah aku. Takpeduli aku apapun kata orang-orang yang menafsirkan hujan dengan beribu kata, berjuta alasan, dan beratus definisi mengenainya. Sekali aku membencinya, itu selamanya. Hampir setiap yang mengetahui kebencianku ini memberikan peringatan untuk tidak mengatakan ”benci”, katanya itu terlalu sinis dan mereka kemukakan bermacam alasan yang sudah lama kudengar juga sebelumnya. Baiklah, aku koreksi sedikit. Aku, bukan si pembenci hujan, hanya sangat tidak suka dengan hujan. Nah, apa bedanya? Sama saja? Lebih baik sinis sekalian kan, toh aku juga tidak mengingkari Tuhan.
 Hujan berupa titik-titik air yang datang berpasukan. Aku suka air, tapi tidak air hujan. Air hujan selalu berusaha mendekatiku dengan ukuran mungilnya seakan ingin sekali mengakrabkan diri denganku. Mungkin ia tahu kalau aku tidak menyukainya. Aku merasa cukup bersahabat dengan air di kamar mandi, air mencuci, serta air minumku. Hujan seringkali merubah mataku yang awalnya bebinar menjadi takbersinar ketika ia datang, apalagi jika tiba-tiba tanpa pertanda sebuah mendung.
Aku yakin, hujan pernah menahan setiap orang di saat yang tidak tepat. Aku ambil contoh, ketika dulu sedang dalam perjalanan menuju sekolah dan semua murid masuk pukul tujuh pagi. Aku berangkat pukul enam dengan menggunakan kendaraan umum, pagi itu cuaca tidak menunjukkan akan turun hujan. Tiba-tiba pukul 6.30 hujan turun bersamaan saat aku turun dari kendaraan umum dan harus menyambungnya dengan kendaraan lain untuk menuju sekolah. Aku harus berteduh, sementara hujan begitu deras. Orang-orang yang tertahan denganku karena hujan kuyakin akan membenci hujan dikala itu karena berpacu dengan waktu. Dalam pendek kata, hujan (menungkinkan) dapat membuat datang terlambat. Dan akibatnya tidak perlu aku jelaskan karena hal itu akan menjadi sangat panjang. Hujan dan waktu adalah sahabat musiman. Mereka bersahabat walau kadang ada salah satu dari mereka yang tidak memahami satu sama lain.
 Membuat repot. Ya, hujan membuat beberapa orang kerepotan. Seperti seorang ibu rumah tangga yang selalu berperan dalam kegiatan rutin mereka mencuci-menjemur-menyetrika baju setiap anggota keluarga. Ketika musim hujan tiba, menjemur baju harus mencuri-curi waktu dikala matahari kalah oleh jutaan air yang turun dari langit. Otomatis, jemuran mereka akan lama mengering dan lama untuk dipakai kembali. Asumsikan baju yang digunakan adalah yang penting untuk melamar suatu pekerjaan bagi si kepala keluarga. Ketika ia dipanggil untuk melakukan interview, ia akan kebingungan mencari baju lain yang lebih layak dipakai sementara si ibu rumah tangga mencoba menyetrika baju tersebut dan hasilnya sia-sia belaka. Bajunya tetap saja basah. Lalu di saat yang sama, anak mereka simpanan kaus kakinya habis untuk dipakai ke sekolah karena kaus kaki yang lain masih dicuci, itupun akibat terkena basahnya hujan. Ya, hujan terkadang membuat repot. Beruntung bagi mereka yang memiliki stok pakaian banyak, namun bagaimana dengan yang lainnya?
Menggagalkan kesenangan orang. Aku seringkali terjebak oleh hal ini. Aku adalah seorang perempuan yang normal, aku menyukai seorang pria. Suatu hari aku diajak (aku menyebutnya) berkencan, karena kami hanya pergi berdua. Sebelum pergi aku memilih pakaian yang sangat cocok untuk kukenakan agar ia juga tertarik melihatku, umumnya wanita seperti itu kan? Sesaat ketika aku akan berangkat, gerimis datang. Kami sempat membahas kencan kami lewat ponsel, katanya tunggu hingga reda. Sampai 3 jam kemudian gerimis itu takkunjung menghilang, melainkan digantikan dengan hujan yang begitu deras. Dapat ditebak, aku gagal kencan. Aku masih bersyukur karena masih di dalam rumah. Terbayang kusutnya wajahku apabila sedang dalam perjalanan berkencan dan hujan turun.
 Hal yang paling membuatku muak tentang hujan adalah melunturkan dandananku. Aku butuh waktu lebih kurang 20 menit untuk mempercantik wajahku (yang memang sudah cantik) sebelum bepergian. Memang aku sering kurang percaya diri tanpa olesan bedak, pelembab bibir, dan juga maskara. Yang terakhir adalah temanku, bermusuh dengan hujan. Pernah beberapa kali maskaraku luntur akibat kejatuhan air hujan. Saat itu aku tengah menunggu bus kota dipinggir jalan, aku hendak ke kantor. Tiba-tiba hujan turun dan airnya membasahi wajahku. Bedakku seketika luntur bersamaan dengan maskara yang baru aku bubuhkan di bulu mataku yang lentik. Mataku hitam seperti panda, melebihi hitamnya kantung mata Pak SBY. Sesampainya di kantor, bukannya terlihat segar, aku justru terlihat lusuh dengan tampilan seperti itu. Juga ujung rokku basah karena genangan air dipinggir jalan saat aku buru-buru naik bus. Rambut panjangku pun terlihat lepek, persis seperti tikus yang tercebur di selokan. Menjijikkan.
 Lantas, masihkah ada alasan untuk aku menyukai hujan? Ia sungguh membuatku resah. Datangnya taktentu. Seringkali aku merasa sia-sia membawa payung di dalam tas. Saat aku memperkirakan cuaca yang mendung, aku selalu membawa payung tapi hari itu air tidak menetes setitikpun ke bumi. Dan ketika aku keluar rumah dengan teriknya sinar mentari, di tengah hari hujan turun bersamaan dengan aku yang tidak membawa payung. Hujan memang bermusuhan denganku. Atau hanya aku yang memusuhinya.
 Baiklah setelah sekian hal yang aku kemukakan mengenai kebencianku tentang hujan, aku harus menyerah pada keadaan bahwa hujan pernah menyelamatkan aku dari sebuah tragedi, seseorang yang pernah berarti untukku tepatnya. Dulu aku mempunyai seorang pacar dan ia hendak berlibur dengan beberapa temannya. Tujuan mereka adalah Bali, mereka menggunakan pesawat. Taktahu apa yang ada dipikiranku, saat ia minta izin untuk berangkat aku melarangnya. Padahal dua hari sebelumnya aku menganggukkan kepala begitu saja. Inikah sebuah firasat atau hanya celoteh yang keluar tanpa mengandung makna? Saat aku melarangnya, sempat aku bertengkar beberapa saat dengan dia hingga akhirnya dia memaksakan diri untuk tetap ikut. Di perjalanannya menuju bandara hujan sangat deras dan terjadi kecelakaan lalu lintas yang membuat macet di salah satu ruas jalan menuju bandara. Alhasil kemacetan dan hujan menahannya. Juga membatalkan rencana berlibur karena teritnggal pesawat. Malam harinya ada berita di televisi mengenai kecelakaan pesawat yang berada di Bali, tidak ada yang tewas tapi beberapa korban luka berat. Aku hanya membayangkan saat itu kekasihku menjadi salah satu penumpang di dalamnya, tidak tahulah. Tuhan telah menyelamatkannya melalui hujan.
 Sudah kukatakan bahwa hidupku tidak jauh berbeda dengan perempuan lainnya. Bedanya aku membenci hujan, sementara perempuan lain begitu menyukai hujan. Beberapa kebencianku terhadap hujan juga sebenarnya sederhana, tapi hal sederhana yang membuat runyam sungguh tidak sederhana untukku. Maafkan aku Tuhan atas rasa benciku terhadap karunia-Mu. Namun, aku selalu merasa beruntung ketika hujan turun begitu deras saat malam hari dan aku berada di rumah, tempat yang nyaman dan tidak membuatku basah. Seperti malam ini, aku menuliskan tentang hujan di tengah hujan tengah malam dengan ditemani secangkir kopi untuk menghangatkan tubuh.
***

0 komentar

Penulis Perempuan Keren!

Baru aja tadi siang nyadar tentang buku-buku yang gue baca sekitar dua mingguan ke belakang adalah (sebagian besar) karya penulis perempuan Indonesia. Jadi kepengen curhat-curhat dikit ah.

T(w)itit!
Gue mulai dari baca T(w)itit! – Djenar Maesa Ayu, adalah kumpulan cerita pendek Djenar dan ini buku pertamanya yang gue beli. Beberapa waktu lalu sempet nonton “Mereka Bilang, Saya Monyet!” yang diangkat dari cerpen Djenar juga. Waktu baca di cerita pertama, ternyata nama tokohnya adalah Nayla, di cerita berikutnya pun Nayla. Nah, gue agak bingung, ini cerpen atau novel? Ternyata eh ternyata memang cerpen, cuma Djenar memang selalu menggunakan tokoh Nayla di setiap cerpennya. Ini unik banget, pikir gue. Mengenai Nayla, salah satu temen emang pernah baca novel Djenar yang berjudul Nayla, jadi gue mangambil kesimpulan Djenar menggunakan nama itu sebagai hmm ciri khasnya dia. Hehehe sok tau banget ya :p
Yang gue suka dari tulisan beliau adalah ada nadanya, misal pada kalimat pertama bunyi akhirnya adalah ”-nya”, kemudian di kalimat kedua juga dan selanjutnya sampe di kalimat terakhir paragrafnya. Baru memulai alinea baru dengan nada yang beda dari sebelumnya. Gak bikin bosen ngebacanya karena beliau punya banyak kata-kata untuk ditulis dalam ceritanya. Wow! Cerpennya secara garis besar tentang kehidupan perempuan, dari mulai seorang anak perempuan, perempuan selingkuhan, ibu dari anak perempuan, penulis perempuan, pokoknya segala perempuan!

(Sebenernya setelah baca Twitit gue baca Perkara Mengirim Senja dan di kata pengantar antologi cerpen persembahan untuk Seno itu, gue baru tau rupanya Seno itu menjadi inspirasi bagi Djenar dalam menulis tokoh, yang sering menggunakan Nayla. Kalau Seno tokohnya Sukab dan Alina. Waktu tau, gue langsung nyeletuk ”Oooooh, gitu toh!”)

Filosofi Kopi
Kedua, gue dipinjemin Filosofi Kopi-nya Dewi Lestari sama teman yang bernama sama dengan gue. Hehehe. Belum selesai semua sih, tapi sebanyak yang gue baca memang errrrrr…. touching! Mulai dari “Filosofi Kopi” (yang menurut gue menginspirasi temen gue si peminjam buku ini pengen punya kedai kopi), “Sikat Gigi”, “Mencari Herman”, dan semua prosa dalam buku ini. Ah, suka! Seperti dulu selesai baca Recto VersoMadre, dan Perahu Kertas. Dewi Lestari tuh…. aaaaah, yah begitulah! Keren! Dan gue sedang mengatur waktu yang tepat untuk bacaPartikelThis weekend, I promise! :D
Gue inget perkataan dosen Penulisan Kreatif, waktu itu di kelas salah satu mahasiswa ada yang nanya mengenai cerpen sains-fiction (entah ini benar atau nggak penulisannya), apakah termasuk ke dalam fiksi atau nonfiksi. Jawabannya fiksi, tentu disertai riset. Nah, dosen gue menjelaskan bahwa Dewi Lestari adalah salah satunya. Beliau juga ngasih contoh karya-karya Dee seperti Madre tentang biang roti dan Filosofi Kopi tentang berbagai jenis kopi, termasuk dalam sains-fiction bidang kuliner. “Oh iya, bener! Gue baru ngeuh!” – kata gue setelahnya. Begitu kuatnya Dewi Lestari nih, gue inget salah satu kutipannya, ”Kalau mau satu, jangan ambil dua. Satu itu menggenapkan dan dua melenyapkan.” Hehehehe.

Sanubari Jakarta
Bacaan karya perempuan selanjutnya yang gue baca adalah Sanubari Jakartakarya Laila ‘lele’ Nurazizah. Buku ini adaptasi dari film ke buku. Kalo dari film ke novel namanya novelisasi, terus dari film pendek ke cerita pendek apa namanya? Cerpenisasi kah? Ah, yang jelas alih wahana lah ya. Gue emang sempet liat posternya di bioskop tapi gak tau kapan film itu diputar, tiba-tiba aja udah ada bukunya! Ya udah, mending gue baca bukunya, biar gak penasaran juga kan. Dan ketika baca…. JENG, JENG, JENG! I’m shocked. Dalam buku itu terdiri dari 10 cerita yang semuanya mengenai LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). Sutradara dari film-film ini juga kebanyakan perempuan, 3 diantaranya yang gue kenal di TV tuh ada Dinda Kanyadewi, Kirana Larasati, sama Lola Amaria; mereka keren!
Setelah selesai sampai cerita ke-3, gue berasa gak kuat lagi. Percintaan sesama jenis dan ada beberapa hubungan yang gak wajar dalam buku ini ditulis dengan sangat detail. Errrr, kalo disuruh milih, mending gue baca cerita stensilan! Baca tentang gay aja gue ngerasa agak-gimana gitu, apalagi tentang lesbian. Gue cewek, ngebaca tentang percintaan cewek dengan cewek. Astaga! Kadang suka ternganga sama fakta yang ada. Gak jarang gue nyeletuk atau sekadar “iyuuuh” waktu ngebacanya tapi memang begitu adanya.. Gue belum nonton filmnya sih, jadi waktu baca bukunya ngerasa biasa aja. Oh iya, dalam salah satu cerita di sini, tepatnya di “Terhubung” ada bagian yang ngingetin gue dengan cerpen ”Sikat Gigi” dalam Filosofi Kopi-nya Dee. Gue agak kaget sih, kok bisa sama ya? Hehehe.

Larung
Next, I read Larung – Ayu Utami. Ini adalah dwilogi A.U setelah Saman. Udah lama banget gue cari buku ini, akhirnya nemu juga di perpus kampus. Dan mendapati covernya yang sama sekali nggak menarik. Ayu Utami itu keren juga! Hahahaha semua aja gue bilang keren. Gimana ya nulisnya? Bagian awal cerita memang langsung ke pengenalan tokoh Larung (sebelum gue baca novel ini, gue cari di KBBI arti kata larung, yaitu melepaskan. Kirain gak bakal jauh beda dari itu. Ternyata, salah besar!) dan kehidupannya. Dia membunuh neneknya dengan cara yang menurut gue keren. Pake ilmu kedokteran, tokoh Larung sebagai lulusan anak FK tau betul menyayat mayat yang baik. Emang sih, rada ngeri juga ngebayanginnya, ngebunuh nenek sendiri, motong-motong bagian tubuhnya, untuk nyari susuk si nenek. Ada ngeri antara sadis dan mistis.
Terus, ke bagian selanjutnya adalah kehidupan empat sekawan, Laila Gagarina, Yasmin Moningka, Cok, dan Shakuntala. Pertama yang menceritakan dirinya itu Cok dengan kehidupan liarnya. Buat yang mengira Saman dan Larung adalah novel vulgar, tentang seks, nah emang di bagian Cok cerita novel ini jadi sangat vulgar. Cerita pertemuan Laila, Saman, dan Sihar di New York! Aha! Agak rumit sih kisah cintanya mereka. Laila jadi selingkuhan Sihar, Sihar di New York sama istrinya, terus ada Saman yang jadi selingkuhan Yasmin, sahabat Laila. Nah, dulu Laila sempet nyimpen perasaan sama Saman. Kasihan Laila, Sihar milih istrinya, Yasmin sama Saman saling cinta, Laila malah didemeinin sama Shakuntala, sahabatnya, yang ternyata lesbian. Bingung kan? But, di akhir cerita lebih menceritakan tentang Larung yang kerjasama dengan Saman untuk ngebawa kabur tiga orang yang menjadi buronan di Indonesia. Pokoknya Larung keren, Ayu Utami terutama! Pasti beliau tau banyak banget tentang ilmu bedah, tentang supranatural, tentang penari, tentang intel, dan tentang dunia politik di Indonesia!

Nayla
Dan yang baru semalam kelar gue baca adalah Nayla karya Djenar. Akhirnya gue memutuskan untuk baca novel ini, waktu nyari Larung, ternyata nemu juga novel ini. Ya udah, gue pinjem deh, hehehe. Nayla menurut gue gila! Bisa pacaran sama cewek dan cowok, kehidupannya gak monoton, dan mengingatkan gue sama Titi Sjuman di film “Mereka Bilang, Saya Monyet!”. Alurnya memang maju mundur, tapi bikin ngerti. Tulisannya apa adanya Djenar, dalam novel itu ada cerpen, ada email-emailan, ada sms-sms, ada wawancara dengan media-media, ada headline di media cetak, serta ada dialog antara Nayla yang bidadari dan kuntilanak. Cool!

Jadi, dari sekian buku yang gue baca, semua gue bilang keren. Semua karya perempuan Indonesia dengan cara menulis yang berbeda. Bahkan setiap buku yang gue baca, pasti gue bilang keren. Emang mereka hebat, bisa nulis bagus, dan emang punya tempat di dunia penulisan! Aaaaah! Keren, keren, keren! Hehehe.

Sekian :)
2 komentar

Aku, Kamu, dan Kacamata

Aku adalah mata sebelah kiri, penglihatanku tidak sempurna. Saat kamu berada tepat di depanku saja baru jelaslah terlihat dirimu. Aku butuh bantuan.
Kamu adalah mata sebelah kanan, penglihatanmu juga tidak sempurna. Jarakku yang begitu jauh membuat aku begitu asing untukmu.Kamu butuh bantuan.
Dan kacamata adalah alat bantu kita. Mata kita memiliki besar rabun yang berbeda, tetapi saat menggunakannya kita dapat melihat segala sesuatu lebih jelas. Melihat lebih jelas tentang apapun, melihat sangat jelas mengenai kita.
Mungkin seperti itu tentang cinta dan kita.
Aku adalah Perempuan, aku berdebar begitu kau dekatku. Aku adalah Perempuan, aku resah begitu kau jauh. Aku adalah Perempuan, aku cemburu begitu kau terlihat bahagia selain denganku. Aku adalah Perempuan, aku telah berusaha sabar menahan rindu untuk bertemu.Aku adalah Perempuan, aku membencimu setengah mati begitu kau merangkul mesra Wanita itu. Aku adalah Perempuan, aku menangis begitu kesabaran untuk menghadapimu seperti akan habis. Aku adalah Perempuan, aku rela memaafkanmu begitu kau datang dan meminta untuk kembali. Aku adalah Perempuan, yang pada akhirnya selalu jatuh cinta padamu.
Kamu adalah Laki-laki, yang memberikan aku banyak cinta, memberikan aku banyak tawa, dan juga memberikanku banyak tangis. Kamu adalah Laki-laki penguji kesabaranku, berselisih adalah sesuatu yang pantas dan akan selalu kita lakukan. Kamu menjadikanku kebal, akan semua hal. Walau kadang terlintas untuk menyerah, tapi kamu membuat aku tidak terlintas ada kata berhenti.
Ternyata pertengkaran, kesalahan, dan air mata membuat aku jatuh cinta. Entah aku bodoh atau memang tertawan olehmu, mengenal yang lain tidak akan membuatku cinta seperti ini. Kamu yang pernah menghadirkan orang lain pun menyerah dan mengenyahkannya sendiri. Entah aku bodoh atau memang tertawan olehmu, memaafkanmu tidak akan membuatku menyesal.
Mungkin kita hanya lelah untuk memulai sesuatu yang baru dengan orang baru. Kita telah terlalu merasa nyaman dengan semua ini. Berkali-kali jatuh, hanya aku yang akan kamu minta untuk bertahan. Kita hanya perlu menjalani ini pelan-pelan, tanpa perlu bertanya akan ke mana dan di mana akhirnya.

Kamu dan aku adalah dua manusia biasa yang menjadi tidak biasa saat bersama. Aku menyebutnya istimewa.
0 komentar

Aku Kangen Kamu.

”Kamu selingkuh ya?”
”Kok kamu nuduh gitu?”
“Kamu gak pernah bilang kangen sama aku. Kita udah hampir setengah tahun gak ketemu loh.”
”Baru setengah tahun..”
”Hih, setengah tahun kok baru? Gila yah kamu..”
”Hehe..”
”Kamu nggak kangen sama aku gitu?”
”Hehehe..”
”Kamu kok malah ’hehe-hehe’ terus sih?”
Kata ‘kangen’ atau ’rindu’ masih enggan keluar dari mulutmu, suaramu di ujung telepon sana terdengar datar dan dingin. Kamu hanya akan terkekeh dan aku terus merajuk memintamu mengatakan rindu.
Kau tahu kenapa aku begitu? Karena rindu ini milik siapa pun belum aku tahu. Seperti milikku, tapi bukan milikku. Seperti untukmu, tapi masih ada ragu. Jadi, biar ini menggantung dan biar aku berdialog dengan diriku sendiri saja untuk membicarakannya.
Aku sedang mencari tempat agar kau dan aku tak ditemukan orang-orang. Mungkin bisa kita tinggal di hutan, akan kubuat sebuah rumah yang hangat untuk tempat kita tinggal. Kamu yang akan memberikan ide dan kita bersama-sama membangunnya, hanya berdua. Cukup kamu dan aku yang ada di sana, tetangga adalah binatang-binatang hutan yang telah dijinakkan oleh kita. Kita akan hidup selamanya. Sedihnya, ini masih dalam angan-anganku, aku sedang dalam perjalanan. Kau sudah merengek, meminta bertemu.
Bukankah belum ada kesepakatan antara kita? Dan setengah tahun adalah waktu yang cukup sebenarnya untuk mengukuhkan bahwa memang tidak ada hubungan antara kau dan aku? Namun, kamu terus mencari, dan aku juga ikut berlari, kita tidak bertemu di suatu titik. Kau pergi ke arahku sementara aku menjauh darimu. Tiada pernah habis. 
Kita adalah dua insan yang sedang membutuhkan satu sama lain, kamu hanya mengiranya aku dan aku pun begitu. Semestinya kita bergerak pada kenyataan bahwa kita selamanya takkan pernah bertemu lagi. Kita hanya membohongi diri, saling menunggu. Seakan nanti benar-benar akan datang. Tapi, rindu untukmu adalah tulus. Hanya kata itu tak mampu kusebutkan, begitu takut aku semakin mengkhianati kenyataan.

Rabu, 21 Mei 2014 0 komentar

Saatnya Memiiih Pemimpin Bangsa



Masih teringat jelas dalam ingatan kita saat deklarasi capres dan cawapres 2014. Banyak kemungkinan pasangan calon yang muncul pada saat  Pemilihan Legislatif April lalu. Muncul 4 (empat) partai besar yang diunggulkan pada quick account. Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) yang menduduki peringkat pertama saat pileg April lalu sukses menggandeng partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai HANURA serta telah mendeklarasikan pasangan calon yang diusung yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla.
Jokowi yang dianggap sebagai vote getter karena kredibilitasnya yang tinggi dan ekspektasi rakyat kepadanya menjadikannya seperti dewa yang dielu-elukan eksistensinya. Bermodal gemar “blusukan” saat menjabat Gubernur DKI Jakarta membuat Ibu Megawati perlu mengingkari janji sucinya dan mengurungkan niatnya untuk mendukung Prabowo Subianto menjadi capres dari partai Gerindra. Serta memberikan mandat kepada Jokowi untuk menjadi capres dan mengusung “INDONESIA HEBAT” bersama Jusuf Kalla mantan wapres periode 2004-2009 terpilih dan kini kembali maju menjadi cawapres dari PDI-Perjuangan. JK yang juga menjadi ketua PMI (Palang Merah Indonesia) membuat gerakan merahnya PDI-Perjuangan seperti merahnya darah di PMI. J
Perang urat syaraf semakin menggebu, karena musuh terberat yang harus dihadapi Jokowi-JK adalah pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dimana pasangan Prabowo-Hatta didukung mayoritas partai Islam yakni: Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Bulan Bintang, serta partai Golongan Karya (Golkar) yang menduduki peringkat kedua pileg April lalu menjadikan mereka lebih unggul secara hitungan prosentase.
Jokowi-JK dengan partai koalisinya mendapat sekitar 40% suara, sedangkan Prabowo-Hatta dengan partai koalisinya mendapat 48% suara. Meskipun Jokowi didukung mayoritas kaum Nasionalis dan kaum Jawa, serta Jusuf Kalla yang didukung kaum Nahdhiyyin dan  kaum wilayah Timur. Hal ini belum cukup untuk mendongkrak suara mereka dalam hitungan prosentase koalisi.
Sosok Prabowo yang dikenal tegas mengingatkan kita pada sosok Bung Karno, dengan mengusung “Indonesia Mandiri Berdikari” menjadikan pasangan Prabowo-Hatta seperti Soekarno-Hatta. Pengalaman Prabowo di kancah politik sudah tidak diragukan, pasangannya Hatta Rajasa adalah mantan Menteri Perekonomian.
 Menurut hemat penulis Presiden yang tepat sesuai dengan keinginan rakyat adalah Joko Widodo, namun Presiden yang tepat  sesuai dengan kebutuhan rakyat adalah Prabowo Subianto. Kedua capres ini  sama-sama memiliki nama yang sesuai dengan dialektika Jawa yakni “NOTONEGORO”, hal ini merupakan tonggak sejarah baru dalam Indonesia dimana pemilihan Presiden hanya diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden
Rabu, 01 Januari 2014 0 komentar

Ilmu Hukum C 2010 UIN SKY


Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Ahh bicara apa kau ini? Ahh Sudahlah… Coba kau pikirkan Ilmu Hukum Kelas C yang dulu kompak kini sudah renggang persis rel kereta, punya jalan masing-masing, tak ada hak untuk kau tali temali, mereka bebas datang dan pergi.
Kau pikir kau akan terus bahagia dengan kawan-kawanmu, menggila bersama, menghabiskan malam dengan obrolan omong kosong, menertawai kebodohan diri sendiri, tidak, itu tidak akan berlangsung lama, mereka para sahabatmu akan pergi, meninggalkan kenangan-kenangan itu, rindu itu pasti, tidakkah kau melihat bahwa perpisahanmu dengan mereka akan menunjukkan betapa berharganya waktu saat kau bersama mereka. Bahkan saat sekedar melihat tawanya. Disini saya bukan membahas tentang perpisahan, justru saya ingin mengumpulkan tulang belulang yang hampir terpisah karena waktu dan usia yang semakin menua, tuntutan wisuda dari dunia perkuliahan strata satu sudah di depan mata, mereka yang sudah menikah akan kembali pada suami-istri masing-masing, yang berpacaran akan senang karena sudah ada pendamping wisuda kelak, buat yang jomblo akan terus diuji kesabarannya, kelak kalian akan merasakan indah pada waktunya.
Baiklah izinkan saya membahas kalian satu per satu, semoga catatan ini kelak akan menjadi obat penawar rindu saat kita berpisah nanti..
Ilmu Hukum Kelas C 2010 Mereka lah yang akan merubah dunia hukum khususnya di Indonesia mereka lah yang akan menjadi pakar konstitusi, pengacara, Jaksa Penuntut Umum, Dan para Hakim yang adil. Aamiin ya Rabbal “alamiin….






Namanya Abdul Aziz, dia berasal dari Jogja, karena keluarganya masih keturunan Gus, para Kiai, kini ia tak lagi kuliah di UIN, dia sudah berda di luar Negeri entah di Sudan atau Mesir, yang pasti dia tak selemot dulu saat pertama kali bertemu di semester satu.



Namanya Fuad Hasyim (Aciel), Dia berasal dari Magelang, masih tetangga dengan Jogja. Lebih dikenal dengan panggilan Aciel, entah dari mana asal muasal panggilan itu. Orangnya lucu, asyik dalam bergaul, namun kini ia jarang terlihat di kampus, mungkin karena aku dan dia berbeda ambil konsentrasi. Aku ambil HTN sementara Acil mengambil Hukum Perdata. Dari sejak awal bertemu dia emang berjiwa enterpreneur, saat ini dia sudah mempunyai usaha fotocopyan di desanya. Omsetnya sudah jutaan. Semoga sukses dan sehat selalu kawan.

Yang satu ini bernama Mujahidin, ya mungkin orang tuanya ingin ia lahir menjadi seorang mujahid yang memperjuangkan agamanya. Semoga saja. Ia berasal dari  Batang-Jateng. Ia biasa dipanggil dengan sebutan Adin, banyak yang bilang ia mirip gitaris Band Wali, Apoy. Tak sedikit memanggilnya dengan sebutan Apoy. Namun tingkahnya yang sering kumpul dengan cowok, timbul kecurigaanku bahwa dia LECONG, tapi setelah ditelusuri ternyata dia punya pujaan hati. Cewek tulen pastinya :D. Kini ia bekerja part-time di Ambarukmo Plaza, meskipun hanya itu, saya acungi  jempol, minimal dia tak lagi menyusahkan orang tua. Bisa jajan dengan penghasilan sendiri “it’s very good”. Dia pun konsentrasi ambil Hukum Perdata sama dengan sebelumnya…..
Dia perokok berat, semua jenis rokok sudah dihisapnya. Dia aseli jogja,  fans klub sepakbola Chelsea ini, rival bagi penulis yan g suka dengan Red Devils, namun kita tetap akur. Oya namanya Afnan Asnawi, dia sudah bekerja ikut kakaknya jadi tailor, meskipun hanya sebagai tailor, omset pemasukannya cukuplah untuk merokok dan kasih makan ceweknya, hahaha. Tidak hanya klub sepakbola kami bersaing, perutnya pun kini mulai menyaingi perutku.. lumayan buncit juga ini anak. Haha.. ia tergabung dengan geng yang diketuai oleh Mbah Fatah. Ia sosok pemalu dalam kelas. Apalagi kalau saat presentasi, diamnya mengalahkan khusuknya saat sholat mungkin. Haha Just Kidding. Dia baik sekali kok, ia maksudnya baiknya Cuma sekali Wkwkwkwk…
Cowok yang satu ini berasal dari Purwakarta dan paling gak bisa ngomong huruf  F, namanya Agung Jamaludin. Ia anak satu-satunya dalam  keluarganya. Jelas menjadi anak kesayangan bagi kedua orangtuanya. Banyak yang memanggilnya dengan sebutan “AA” mungkin keinget penjual warung burjo. Meskipun ganteng, ia lebih suka deket dengan laki-laki sama dengan si Adin. *ehh tapi dia punya mantan cewek. Berarti sebenernya dia normal. Cuma jarang kelihatan jalan bareng dengan cewek, seringnya kalo ga bareng Kaukaba, dia pasti bareng Misyanto Hahahah. “Hadzihi iIlal Mizaah” artinya ini Cuma bercanda. Hehe. Dulu ia sempet bekerja di B’jong Café namun karena dilarang mamih-nya jadi ia berhenti dan fokus kuliah ambil konsentrasi Hukum Pidana, Skripsinya tentang Jemaat Ahmadiyah. Mungkin calon istrinya salah satu dari golongan tersebut, hehe…
Dialah salah satu mahasiswa dari pulau Sumatera, Lampung tempat tinggalnya. Namanya cukup Hairullah yang dalam bhs Arab artinya(Sebaik-baiknya Allah) eh itu Khoirullah, hehe. Anak ini alaynya minta ampun. Kalo sudah bertemu dengan namanya kamera pasti deh jarinya diangakat, terus melet2, persis fotonya saat ini. Meskipun namanya bagus, dia justru lebih suka dipanggil Aiik. Usut punya usut ternyat dia cedal, tak lancar mengucap huruf R. Jadilah dia tumbal ejekan bagi penulis kalo bertemu dia. Maaf ya sering ngeledekin kamu panggil namaku UMAR gak boleh UMAL hehe. Just guyon :D. meskipun begitu dia merupakan anggota pondok pesantren Krapyak. Namun sayang kalo ditanya soal ilmu agama, dia banyak manggut2. Entah karena dia paham, atau emang bingung menjawab apa. Dia lebih sering nginep di kost temen-temennya, daripada tidur dan ikut kegiatan di pondok. Namun kini ia mendakwakan diri untuk menjadi santri Krapyak yang TIDAK hanya numpang tidur dan mandi .
Ini dia artis boyband Ilmu Hukum C, Cowok ini lebih mirip bintang korea, meskipun demikian, dia disegani karena ia seorang pakar konstitusi, dan yang paling ditakuti karena dia adalah ketua BEM J-IH tahun 2013 ini. Prestasinya yang gemilang membuat namanya terukir di spanduk2 universitas. Namanya Alfan Alfian, aseli Purworejo. Orangnya aneh, hobinya sewa PS terus nge-game semalaman suntuk, paginya tepar, kuliahnya bablas. Tapi meskipun begitu dia paling cerewet kalo jadi pembicara ataupun moderator. Apa jangan2 muluutnya dua. Hehe. Yang  kutahu darinya adalah ceweknya sekarang adalah mantan dari teman dekatnya di Desa, yang kebetulan juga berteman dengan penulis. :D

Selanjutnya yang ini adalah Alfia Ayyu Rocketza, biasa dipanggil dengan sebutan Fia. Parasnya yang cantik membuatnya banyak disukai mahasiswa. Awal bertemu dengan dia, badannya gemuk, tapi kini sudah semampai. Katanya sih ikutan aerobic, makin lama Fia jarang terlihat di kampus, kata anak-anak yang lain dia bekerja di Ambarukmo Plaza, tapi entah bagian apa.. Dulu Fia tergabung dengan Geng yang dipimpin oleh Donna. Kemana-mana selalu bertiga. Bahkan Penulis menyebut mereka dengan sebutan Trio Macan. Semoga kamu sukses dan sehat selalu Fia… Aamiin

Gadis ini bernama Nina Ardaning Lia. Kota asalnya adalah penghasil Tahu Taqwa. Wajahnya manis semanis permen Nano-Nano. Dia mudah menangis, dan baik hati. Kalo pulsa lagi sekarat dialah penolongku. Tapi kini dia tidak jual pulsa lagi, mungkin bangkrut karena dihutangi aku terus. Pertama kali jumpa aku, dia takut karena melihat Hulk di depannya. Bahkan kalau didekati, dia langsung menangis. Tapi kini Penulis menjadi kakak angkat sekaligus Babeh buatnya. Sakit saat harus tersadar bahwa sebentar lagi orang yang kita sayangi harus jauh.. Rasanya baru kemarin kalian ada bersamaku tapi kini aku harus tersadar bahwa nanti aku akan sulit bertemu denganmu. Semoga kamu sukses dan sehat selalu Dek. Dia konsentrasi bareng dengan aku, ya benar Hukum Tata Negara.

Mahasiwa asal Banjarnegara satu ini kalo udah berbicara selalu bikin ketawa, Namanya Ardhi KusumaWati, ehh gak pake Wati ding cukup Ardhi Kusuma. Dialah playboy kelas kakap di kelas ini. Mantannya banyak, mayoritas udah dia pake semua. Ehh maksudnya udah dia ajak jalan bareng mulai dari breakfast, lunch atau bakhan dinner. Banyak yang bilang dia mirip sama Safee Salee pemain timnas sepakbola Malaysia. Namun yang  paling koplak adalah, dia orang nomor satu yang tahu tentang info beasiswa. Bukan karena dia rajin ke kampus, tapi emang dia pemburu beasiswa, apalagi beasiswa dari KEMENAG, dia nomor wahid orang yang ngumpulin berkas diserahkan ke TU Fakultas, dia paling suka kucing, meskipun begitu dia adalah orang yang ngerti tentang hak cipta. Wajar lah dia ambil konsentrasi hukum Perdata. Tapi penulis kurang yakin, soalnya anak satu ini kalo ada tugas dan dadakan pasti dia langsung copas dari Syeikh Google.. hahaha Mahasiswa yang gagal kurus, itulah dia.

Gadis ini Jolen (Jogja Tulen), dia bernama Aryuni Indriastuti biasa dipanggil Aryuni, rumahnya terletak di Jln Kaliurang KM.7 pokoknya sekitar Pasar Colombo dah. Dia jarang gabung dengan komplotan kami. Mungkin karena sudah punya Geng sendiri, bareng Olive dan Eni. Aryuni itu orangnya lucu, asik tapi cengeng, gampang banget dia nangis. Entah emang cengeng mungkin, wajahnya yang berkacamata membuat temenku beda jurusan pun kepincut dengannya, sama sama berkacamata. Semoga jodoh kalian berdua, Aamiin.. Jangan cengeng yaa bentar lagi kan sudah wisuda :D dulu penulis pernah nulis tentang dirinya ehh tiba2 mantannya mutung, marah-marah gak jelas, lucu deh pokoknyaJ
Gadis ini bernama Atika Wirastami, dia berasal dari Kendari pokoknya masuk bagian Sulawesi. Ini anak paling lucu, udah gampang nangis, sering di PHP.in tapi tetap anak ini keren pokoknya, meskipun sering di PHP dia gak pernah bales utk PHPin orang. Uniiknya ini anak belum pernah sekalipun namanya pacaran, sekalinya deket dengan cowok eh malah dikecewain. Piye perasaanmu lek koyo ngono? Pasti loro tenan tow? Sabaar ya Tika semua indah pada waktunya. Atika paling seneng dengan yang namanya Luffy manusia karet dalam film One Piece. Bajak laut yang bijak itulah Luffy. Makanya nama FBnya {Tika D’Luffy} nge-fans banget ama Luffy One Piece,
Mahasiswi satu ini, aku kagum bukan main. Awalnya waktu melihat dia, aku yakin ini anak Djekardah (Jakarta), tapi ternyata di aseli Jogja. Kini dia sudah ada di Jepang, berkat kegigihannya dalam bekerja, ia memilih cuti kuliah dan bekerja demi keluarga dan dirinya. Salut deh, oh iya lupa. Namanya Donna Rahmawati. Dari dulu ia bareng dgn Nea dan Fia, makanya dulu sempet ada pertengkaran gegara Simbah mengupload foto Trio Macan sebutan utk mereka. Tapi Alhamdulillah semua clear dan kini kami berteman kembali seperti sedia kala. Sukses dan Sehat Selalu buat kamu Donna. We Miss You J



Namanya Eni Hartati, dia aseli Klaten (katanya sih) tapi saya kurang yakin sebenernya hehe.. Banyak hal yang saya tak tahu tentangnya, Cuma yang saya tahu dia orangnya rajin, aktifis juga lho biasanya kalo ngumpul bareng Olive dan Yuni, mereka selalu bertiga, Panggilan buat mereka Trio Pendiam. Yah benar semuanya pendiem. Satu hal terkahir tentangnya. Dia sudah punya pacar dari kampus sebelah, kata orang-orang sih, pokoknya Eni orangnyaPendiem, tapi gak tahu kalo di luar kampus hehe.

Namanya Farid Agus Prasetya, tapi panggilan untuknya macam2. Ada yg panggil Farid ada juga yang panggil Gus (mungkin karena dia anak seorang Habib Guru Besar) namun ada juga yang memanggilnya Con_Dro (Contonge Dronjong) artinya kalo ngomong ga pake rem alias nyerocos mulu. Hahaha. Satu hal yang paling unik darinya, Kalo udah ngomong ngalor-ngidul kadang gak jelas, tapi di Desanya dia dipanggil Gus Farid mungkin karena ilmunya yang tinggi, dia alumni Pondok Pesantren di Pati. Tapi kalo koleksi film blue dia juga collector, kata temen2 juga sih. Haha, Just Kidding lho, jangan marah…
Namanya Fattach Yasin, dia aseli Magelang. Banyak yang memanggilnya simbah mungkin karena usianya yang sudah melewati seperempat abad,. Kalo ditanya bab keilmuan, orang ini selalu tawadhu, mungkin nasehat ustadnya di Pondoknya Lirboyo dulu.. Orangnya asik, usut punya usut sebentar lagi dia menikah, sedang ngebut nyusun skripsi. Ohh ya satu hal yang paling saya ingat adalah dia seorang  yang ahli dalam jual beli online mulai dari Toko Bagus, Berniaga atau yang paling dia suka adalah akun Kaskusnya, Pokoknya raja jual beli online dah, denger2 calon istrinya juga pengusaha di Kalimantan. Tapi belum tentu benar, karena belum dengar langsung sih dari orangnya  :D
Namanya Fatimah, ya cuma itu gak pake embel2 Siti atau Az_zahra. Dia berasal dari West Progo, Biasa dipanggil Imah atau Imeh, anaknya cantik, unyu2 sayang kini dia sudah pindah ke fakultas sebelah. Ya benar Soshum, ambil psikologi atau apa gitu… Mungkin dia salah jurusan ambil Ilmu Hukum, satu hal yang selalu kuingat dia juga cewek favorit di kls IH C, tapi anehnya pacaran ama anak KUI, tapi sudah putus, dia sudah punya yang baru, sudah sarjana pula cowoknya, Keren deh koe Fatimah.. Semoga gak pernah lupa dengan kenangan bersama kita Ilmu Hukum Kelas C Angkatan 2010, kalo diajak kumpul atau reunion ikutan aja. Gak usah malu-malu tapi jangan malu-maluin ya hahaha, Just kidding :D Keep Smile..
Namanya Gilang kresnanda Annas, panjang banget namanya, tapi “anu”nya panjang gak yaa.. Ahh sudahalah kenapa bahas “ANU”. Dia aseli Mbantul Yogyakarta, biasa dipanggil Gilang atau cukup dgn GIL asal jangan ditambah BU aja bisa jadi BUGIL ehhh. Mahasiswa ini konsentrasi ambil jurusan Hukum Pidana, skripsinya bahas tentang apa yaaa.. pokoknya Diversi atau Restorative Justice gitu, kamu paham gak?? Jujur sih kalo aku gak paham, secara aku ambil Hukum Tata Negara jd kalo ketemu anak Pidana bawaanya minder, mereka pasti keluarin kitab sakral mereka bernama KUHP (Kasih Uang Habis Perkara) ehhh bukan gitu itu versi slengekan nya, Aselimya Kitab Undang2 Hukum Pidana. Aku minta maaf ya ini Cuma cerita biasa, jangan diambil hati apalagi bikin sakit hati, just Guyon and Banyolan… Keep Smile GIL eh Bu-Gil katanya aseli ngapak yaa.Hehe Keep Calm and Speak Ngapak…. J
Namanya Gustin Mahinda Ari Sandy, aseli Jogja, saya kira dia lelaki saat pertama kali mendengar namanya yang SUPER PANJANG. Ternyata dia seorang cewek, paras wajahnya cantik, tinggi badan juga ideal, pantas saja kalo dia seorang Model, Prestasinya menjulang tinggi serupa dengan tinggi badannya yang semakin tinggi, tapi masih tinggi Penulis, jadi aku sih Woles, buat yang pendek, aku gak nyindir lho.. Ini anak gak pernah bisa lepas dari SmartPhone-nya wajar lah secara dia Model, tapi anaknya asik kok, gak sombong, gaya hidupnya emang hedonis, tapi dia sosialis kok orangnya gak apatis, dia konsentrasi ambil Hukum Tata Negara, sebenarnya mau masuk pidana, tapi ada orang yang ingin dihindarinya, mungkin si kepala Lampion Monjali atau cowok yang diam2 dia suka, yang sulit dilupakannya






Namanya Moh. Hudie, Panggilannya Hudi, mahasiswa ini pokoknya keren abiiss pokoknya, asalnya Gresik, inget Kota yang dikenal dengan Semennya, benar Semen Gresik. Anak yang satu ini supeer dupeerr rajin berjama’ah tiap sholat 5 waktu, wajar saja dia seorang takmir masjid, namun itu dulu kini dia sudah mengontrak  rumah sekitar Warung Boto, dulu di dikenal sebagai mahsiswa yang aktif, aktif sholawatan di kelas, nyanyi gak jelas di lorong kelas sambil nunggu dosen, namun kini dia jarang bergabung lagi dengan kami, mungkin karena sudah dapet gadis impor, jadi jarang kumpul2 lagi bareng IH C, tapi sudahlah.. semoga kamu sehat dan sukses selalu Cak..
Namanya Imam Kholid, panggilannya Imam, mahasiswa aseli kebumen ini tak pernah bisa lepas dari ngomong ngapak, Contone Kepriwe kabare Rika kencot? Pokoknya lucu deh kalo udah ngobrol bareng dia, meskipun panggilannya Imam dia gak pernah mau kalo disuruh jadi Imam dalam sholat, pokoknya susah kalo diminta, ia juga mengambil konsentrasi Pidana. Usut punya usut ternyata dia Syekher Mania (pecinta Habib Syaikh) kalian tahu kan habib syekh? Semua sholawat Habib Syaikh dia pasti punya, ceweknya anak pondok WH, Pokoknya kalo ketemu dia jangan lupa Keep Speak NGapak.. Ora Ngapak Ora kepenak.. Aje kaye kuwe… Haaha Just Guyon kui…
Namanya , Anak aseli Medan ini jarang kelihatan di kampus, usut punya usut dia cuti setahun, kalau kuliah anak ini paling telat datangnya, ada saja alasannya, jurus andalannya adalah ketiduran, tapi yang gak aneh adalah wajar diterima alasannya oleh dosen, karena di kelas pasti dia tidur, mungkin kalo malam dia gak pernah tidur, hidupnya dah mirip kelelawar. Anak ini paling susah dicari, kalo mau cari dia, percuma, saudaranya aja kalo ditanya tentangnya jarang tau, pokoknya ini anak menghilang bagai ditelan bumi. Marganya Simangunsong sama dengan Dosen Penasehat Akademik penulis.




Namanya Ita Fi’la Rusyida, aselinya Buffalo Men (Keboe Men) Ngapak punya, tapi  jarang kutemui dia berbicara ngapak, mungkin malu kalo sampai terdengar  kawan-kawan lainnya, padahal kalo menurut penulis pede aja lagi, Ora Ngapak Ora Kepenak, seharusnya dia lebih tahu itu, dia konsentrasi ambil HTN, sama dengan penulis. Satu hal yang paling berkesan adalah anak ini dapet mengambil hati pria Mbantul bernama Gilang tadi yang panjang “anu”nya tadi ehh panjang namanya maksudku. Kini Ita sedih karena kota domisilinya terkena Banjir.. Semoga tetap diberi ketabahan, kesehatan dan kesuksesan buatmu Nduk… Oya Gilang jangan marah si Ita aku panggil Nduk ya Hahaha…
Namanya Umi Mailatul Khasanah. Biasa dipanggil Maila.cAseli Palembang Sumut, meskipun aseli Sumatera, Bahasa Jawa sudah mendarah daging di lidahnya, mulai dari bahasa Kromo Inggil sampe Kromo yang lainnnya, Saluut deh pokoknya, usut punya usut anak ini jadi ustadzah di pesantren WH, dari maba dia tinggal di WH atau bahkan sejak SMA mungkin, wajar saja bahasa Jawanya alus lus lus lus. Pasca seminar proposalnya, aku jarang ketemu dia, entah kemana. Satu hal yang perlu diingat darinya adalah dia seorang hafidzah (pengahafal Al-qur’an) jadi kalo penulis lupa tentang suatu ayat al-qur’an pasti tanyanya ke anak ini, Semoga sehat dan sukses selalu, dan hafalannya selalu terjaga bersama anak dan keluargamu kelak. Semoga juga aku bisa tertular dapat menghafal alqur’an. Aamiin.
Namanya Miftachul Janah, Aseli Madiun Jatim, tapi kini ia tinggal bersama keluarganya di Magelang, gadis ini lulusan Pon-Pes Pandanaran. Anak ini dulunya gendut, tapi sekarang sudah menyusut, anak ini sulit sekali kalo disuruh maem, pokoknya maem pun harus diingetin, aku menganggapnya sebagai anak angkatku, tiap punya masalah aku curhat ke dia, pun juga sebaliknya. Tanya tentang tugas dan titip absen juga ke dia, pokoknya anak ini baik deh, tapi satu hal yang harus diinget darinya, dia paling gak bisa lihat urusan organisasi terbengkalai, bisa-bisa habis kalian kena semprot darinya, tapi itu bagus buat organisasi, kini dia tinggal di pondok Minhajul Muslim, samping gor Futsal  kampus UIN. Pokoknya ortunya ingin dia tetap jadi santri meskipun sudah kuliah. Semoga kamu bisa banggakan ortumu, sehat dan sukses selalu Nduk. Saling mendoakan dan mengingatkan yaa…
Anak yang satu ini pinter sekali main gitar, meskipun dia seorang cewek. Namanya Nadya Trisna, dulu penulis dekat dengan dia, menganggapnya sebagai seorang anak, namun kini dia sudah menjauh, padahal kost pun selalu berdekatan, dulu waktu masih di belakang MP, penulis ngekost depan Kopma, ehh sekarang malah dekat dengan Masjid bernama At-Tauhid. Pokoknya tetanggaan mulu. Dia konsentrasi ambil hukum pidana, kini sudah tak jomblo lagi, pacarnya seorang vokalis band Joquid, anak ini berasal dari Wonosobo, tapi kelihatannya kok malah kayak mojang Bandung euy J Sukses dan sehat selalu Nduk….
Namanya Nora Hilma Sari, cewek dari Padang Sumbar ini, kini berdomisili Riau, anak ini paling gak bisa melafalkan huruf E dengan sempurna, harus banyak latihan dengan orang Sunda seharusnya. Hehe. Anak ini kalo udah ngomong ga bisa distop. Kalo presentasi sekelompok bareng dia, cukup duduk manis mendengarkan penjelasannya, gak usah banyak omong, semua pertanyaan pasti dijawab olehnya. Hahaha. Anak ini konsentrasi HTN juga, tapi yang keren adalah skripsinya tentang keistimewaan Jogjakarta, padahal dia perantau. Semoga sukses dan sehat selalu kawan.
Novi Dian Sari, panggilannya Paijem, entah kenapa bisa dipanggil seperti itu, Ia bertempat tinggal di Piyungan Bantul. Mahasiswi yang sering telat masuk kelas ini selalu membuat kelas tertawa heboh kalo melihat kedatangannya, entah karena dandanannya yang aneh atau pakaiannya yang match dengan suasana, pokoknya ada aja tingkah lakunya yang membuat seisi kelas tertawa dibuatnya, dia sudah bertunangan dan sebentar lagi akan munaqosyah, katanya setelah wisuda dia langsung menikah. Semoga menjadi keluarga SAMARA yaa kawan. Sehat dan Sukses selalu. Aamiin..




Mahasiswi satu ini bernama Nur Fitriani, Namun dia kadang dipanggil Riri atau juga Peter, entah dari nama2 tersebut. Dia berasal dari Jogja, rumahnya di Lempuyangan, yang pasti bukan di rel kereta lho. Tahun lalu dia cuti kuliah, alasannya sih gak ada biaya, tapi dia kini bekerja di Dagadu Jogja, ia pun sering terlihat di kampus lagi, tapi lebih sering berjalan dengan adik kelas, mungkin dia seorang Tante Berondong yang sukanya daun muda, ehhh ga tau ding… pokoknya kini jarang ngumpul bareng lagi..
Namanya Nur Cholifatun Niswah, biasa dipanggil Olif, mahasiswi asal Rembang ini sosoknya pendiam, sulit ditebak, suatu ketika anak ini bikin heboh, karena ia ngebolang sendirian malam2, kostnya sudah terkunci, alhasil ngebolang di warnet, cari tempat temen yang kostnya belum terkunci, syukurnya masih ada. Jangan diulangi lagi ya Olif, kalo kencan bareng Popeye ngomong2 ke temen-temen, biar gak kekunci gerbang kost sendiri :D kalo ada masalah jangan sungkan untuk ngomong sama Om Brutus (aku) haha…
Namanya Prinea Romantika, salah satu personil Trio Macan ini berasal dari Madura, tapi keluarga kini berdomisili di Jakarta. biasa dipanggil Nea, dulu badannya gemuk, namun kini sudah tak lagi, ia diet ketat, mengikuti aerobic, sampe menyusut puluhan kilo. Pangling pertama kali lihat dia. Satu hal yang paling penulis ingat adalah saat semester 2 saking gemesnya ama dia, aku cubit tangannya sampe membekas, dia pun menjerit dan akhirnya menangis, gilaa kalo dosen tahu habis sudah gue,,, tapi syukurlah dia berhenti menangis karena aku mengais-ngais meminta maaf kepadanya. Namun kini sudah jarang aku melihatnya, mungkin kini ia sibuk menjadi pegawai di salah satu  Event Organizer ternama di Jogja. Semoga Sukses dan Sehat Selalu untukmu Nea…

Namanya Proborini Hastuti, asalnya Klaten. Tiap harinya dia ngelaju kadang pake Trans Jogja, atau sekarang pake Sepeda motor. Awalnya anak ini pendiam, lama kelamaan asyik juga bisa kenal dengan dia, secara dia dikenal oleh Mantan Ketua MK berinisial AM yang terkena kasus korupsi kemarin, paras wajahnya yang cantik dan pipinya yang chubby mirip artis juara X Factor Indonesia berinisial FSL banyak disukai para mahasiswa,  tidak hanya wajah, ia pun tak pernah miskin akan prestasi, bahkan dikenal sebagai pakar konstitusi, mahasiswi kebanggaan tiap dosen ini selalu rendah hati, tak pernah sombong, dan satu yang ditunggu darinya adalah kapan main lagi ke tempatmu, kangen masakan ibukmu Nduk J hehehe.
Namanya Rani Nurroufah Pratiwi, Ibu pemilik satu anak ini, akrab disapa Mbak Rani, mungkin karena dia sudah berkeluarga, atau emang usianya yang sudah melewati seperempat abad. Hehehe. Meskipun begitu orangnya asyik, bahkan ada yang mengira dia masih sendiri dan belum berkeluarga, hehehe, Dengar-dengar anaknya yang pertama adalah laki-laki bernama Dimas, tinggal bersama Kakek neneknya di rumah tempat tinggalnya, di Kebumen City,ternyata Ngapak lagi, banyak juga mahasiswa-mahasiswi kelas Ilmu Hukum C yang ngapak. Orangnya syik deh, kalo curhat masalah percintaan curhatlah pada yang berpengalaman. Hehehe. Sukses dan sehat selalu Mbak Rani.. Titip salam buat suami dan anaknya :D
Namanya M. Reza Bakhtiar, anak ini paling sulit ditemui, dari awal masuk kuliah pun jarang bertemu dengannya, paling hanya beberapa kali, dia aseli West Progo, semoga tidak salah. Hehehe. Saat semester tiga ia pindah ke kampus timur, fakultas Dakwah, entah ambil jurusan apa, tak pernah tahu lagi kabarnya, semoga masih ingat dengan kita semua. Ilmu Hukum Kelas C 2010.
Mahasiswa satu ini bernama M. Riza Zakaria, biasa dipanggil Joko, asalnya kalo tak salah dari Magetan atau Madiun pokoknya asal Jawa Timur. Hal yang paling diingat dari anak ini adalah kalo kuliah pasti dandannya simple, jaket hoodie atau cukup berkemeja, dengan sandal jepit. Anak ini selalu berurusan dengan dosen, karena jarang kuliah, kalo ujian selalu bermasalah dengan yang namanya bagian presensi, tapi salaut dah buat dirinya, karena ia tetap enjoy menikmati hidup. Sukses selalu dab…

Mahasiswa satu ini bernama Rizky Surya Ardiyanto, aselinya Jogja-Kaliurang. Kini ia tak pernah sekalipun terlihat di kampus, usut punya usut dia sudah menikah dikaruniai anak satu. Semoga menjadi keluarga SAMARA, anak ini biasa dipanggil Kardjo entah apa alasannya, yang pasti dia dulu anggota Majelis Rasulullah, band pengiring sholawat Habib Syeikh. Sukses dan selalu Masbro..

Namanya Wahid Abdur Rokhim, asalnya Magetan Jawa Timur, dia seorang santri di Ponpes Krapyak, sudah hafal belasan Juz Al-qur’an bahkan puluhan Juz mungkin. Namun yang diingat darinya adalah bukan hal itu, dia adalah Raja Tidur di kelas, mungkin karena tiap malam menghafal Al-Qur’an jadi di kelas sering mengantuk bahkan tertidur.



Berbicara mahasiswa satu ini gak pernah ada habisnya, kalau ketemu dia pasti selalu yang diingat adalah. “Om-om Truk aja Gandengan, masak om nggak” Hahha selalu lucu dan gak ada habisnya kalo menghina dia. Maaf yaa broo. Ohh iya lupa Namanya Moh. Sodiq, dulu namanya bukan itu kalo gak salah namanya dulu Mohammad Ilhamus Shodiq, katanya sih sering sakit jadi dirubah seperti itu. Meskipun wajahnya yang kurang berkesan, mahasiswa asli Semarang ini hebat dalam urusan Beasiswa. Bagaimana tidak beasiswa SUPERSEMAR digondolnya, usut punya usut kini ATM nya sudah bernilai sekitar 30 jutaan dan itu hanya dari beasiswa. Semoga jodohmu juga enteng. Jangan lupa traktir temen2 khususnya gue :D Entar gue carikan jodoh dah, Hehehe dah kayak biro jodoh aja ini…
Namanya Suraida Salaeh dialah satu2nya mahasiswi Impor dari Thailand, tapi denger2 kini dia tinggal di Malaysia. Pacarnya disini si Hudi tadi mahasiswa asala Gresik, mungkin emang dari dulu rezekinya impor mungkin. Semoga kalian langgeng ya… Meskipun berbeda Negara kini Suraida atau akrab disapa dengan panggilan Zhu ini, sudah mahir berbahasa Jawa, mungkin itu alasan Hudi suka dan sayang dengan Suraida. Orangnya asyik si Zhu ini, dulu sering maem bareng dengannya. Tapi kini sudah jarang kumpul lagi dengannya mungkin karena dia sibuk jadi aktifis. Jadi jarang bertemu…
Mahasiswa asal Batang ini bernama Syukron Makmun, tapi biasa dipanggil Boy, aneh juga memang. Dia sering telat kalau kuliah, wajarlah hidupnya saja seperti kelelawar. Ia fans berat club Arsenal yang sudah 8 musim terakhir tidak pernah juara EPL. Dan kali ini dia sangat senang karena musim ini berada di puncak klasemen BPL. Ia bertahan hidup di Jogja dengan bekerja sebagai pegawai. Top markotop buat perjuangan hidupnya membeli sebatang rokok.
Namanya Wiwien Dwi Septiana, mahasiswi asal Jogja Amplaz ini akrab disapa Mbak atau Mbokde Tia, wajar saja usianya sudah hampir mencapai kepala tiga. InsyaAllah dia akan wisuda April 2014, mungkin sudah ngebet nikah. Anak ini paling rajin nyatet saat kuliah, wajar kalo catatannya sering aku copy untuk aku belajar, sampai saat ini wataknya tak pernah berubah, keras kepala dan susah diatur, tapi kini dia sudah tak tomboy lagi, dandanannya bukan lagi pake celana jeans ketat, kummel. Dia sudah mengerti dan mengenal dandan, wajar eye liner, mascara dan eye shadow kini jadi sahabatnya. Semoga cepet lulus dan nikah, jangan pernah lupa ama Babeh yaa kalau sudah sukses, begitu juga sebaliknya ingetin aku kalau aku sudah sukses Aamiin
Namanya Unindia. Asalnya penulis lupa. Akrab disapa Unin. Dandanannya yang aneh sering menjadi perhatian di dalam kelas. Tapi dia kini tak pernah diketahui keberadaannya, tahun lalu kata anak-anak lainnya sih dia sudah kuliah di Universitas ternama di Jogja. Tapi sejak itu tak pernah tahu lagi keberadaannya. Yang paling diinget darinya adalah sebutan penulis baginya, dialah si Ratu headset, kemana2 selalu bawa headset, bahkan di kelas bukannya denger penjelasan dosen, ehh malah dengar music, semoga kamu sehat dan sukses selalu Unin, hapuskan kebiasaan pake headset di dalam kelas.






Namanya Muhammad Uzer, mahasiswa asal Cirebon ini pendiam dan jarang kumpul dengan geng kelas IH C. katanya sih dia mondok di pesantren Krapyak. Dia mulai bergabung dengan temen yang lain adalah saat bermain futsal saja, selepas itu ia tak pernah terlihat lagi. Kini pun ia jarang terlihat di kampus, jujur saya tak tahu dia ambil Konsentrasi Pidana atau perdata, yang pasti dia bukan anak HTN. Kalo ambil HTN pasti sering ketemu dengan penulis. Pribadinya yang pendiam, banyak penulis yang tak ketahui tentangnya, yang paling penulis inget cuma satu, di sempet tertarik dengan gadis yang berasal dari kota penghasil Tahu taqwa.
Namanya Moh Wahyudi, dia berasal dari Sumenep Madura, wajahnya yang ganteng mampu menaklukkan pujaan hatinya, gadis Grobogan berplat K yang kini berdomisili Bogor. Mahasiswa aktifis ini mudah ditemui kalo ada event2 kampus yang diselenggarkan oleh organisasinya. Dia pasti ada di dalamnya. Secara dia kan aktifis kampus, kalo ingin mudah menemuinya, temuilah di tempat nongkrong, warung kopi misalnya. Pasti dia dapat ditemui disana, Kalo sudah presentasi, pasti dia yang jadi andalan atau boleh disebut sebagai kartu AS dari kelompok, karena tanpa baca pun makalah yang dibuat kelompok, di pasti mampu menjawab soal-soal dari audience. Hebat pokoknya deh…
Selanjutnya Wildan Habibi, pria berkacamata ini berasal dari kota Ngapak juga kayaknya.. ia lebih dikenal dengan sebutan simbah, mungkin wajahnya mengalami penuaan dini, atau memang benar sudah tua. Ahhh sudahlah. Anak ini sulit ditemui, kalo ingin menemuinya temuilah di tempat nongkrong, kumpul2 anak, pokoknya tempat2 rame gitulah. Usut punya usut dia bertahan hidup dengan cara bekerja menjadi pegawai penjual martabak. Biasanya dia nongkrong di daerah Jembatan Sayyidan. Pokoknya anak ini gokil, tap salut dah buat dia.. semoga gak lupa dengan kewajibannya sebagai mahasiswa.


Namanya M Yosi Fawaid, berasal dari kota Banyuwangi. Perbatasan Jatim-Bali. Kalo mau ke Bali cukup renang melewatinya. Hahaha. Dialah mahasiswa pecinta hewan, khususnya Ayam Serama, dimanapun tempatnya, berapapun harganya dia pasti kejar untuk sekedar melihatnya atau bahkan rela merogok kocek lebih dalam dari sakunya untuk membeli Ayam Serama. Waktu ayamnya kena virus H5N1 flu burung, di shock minta ampun, tak percaya ayam kesayangannya sudah tak bernyawa, macam sudah ditinggal pacar atau istri saja kelakuan anak ini. Hahaha. Saat masih maba dia pun tertarik dengan gadis dari Kediri, kota penghasil Tahu taqwa.
Ini dia mahasiswa Klaten yang kini tak ngelaju lagi. Ia bernama Zaki Zamani inget ya air mani. Ia penggemar band-band lokal seperti efek rumah kaca, atau palah itu namanya. Hal yang paling ia senang adalah mampu foto bareng pemimpin D’Jancukers Sudjiwo Tedjo. Ia kini bekerja jadi waiters di sebuah warung makan ternama. Lumayan untuk menyambung hidup dan menyalanya batang rokok. Kalo mau film2 vulgar, dialah rajanya setelah Om Con_Dro (Gus Farid). Hahaha Just Guyon lhao iki….
Peace….

Namanya Abdul Maknun, aseli Cirebon. Pria berkacamata ini lebih senang dipanggil dengan nama Jhohar, mungkin terinspirasi dari kitab balaghoh bernama Jauhar Maknun. Dia bertahan hidup di Jogja dengan menjadi seorang waiters di Bjong café, bukan masalah pekerjaannya, namun kegigihannya yang perlu penulis contoh, dia pintar dalam berdialektika, pintar dalam bersastra, pantas banyak wanita menyukainya. Saluut buat Kang Jhohar

Yang terakhir Sumarno, si Badan besar dan tinggi ini yang kerjaannya hanya ngerepotin semua temen-temen yang sudah disebutin dari atas tadi. Ya kerjaanya hanya bikin repot mereka. Pria asal Serang Banten ini hobbinya makan. Jailin orang, becanda kelewatan itulah Umar panggilan akrabnya, katanya sih sebaik-baiknya perkara adalah pertengahan. Untuk itu nama UMAR saya putuskan menjadi penggilan dari nama lengkap S (UMAR) NO….. Semoga bisa menjadi seperti pribadi Khalifah Umar Bin Khotob r.a. Aamiin ya Allah

Oke selanjutnya aku minta maaf dengan teman-teman semua. Teman-teman yang sudah aku sebutin satu persatu dalam tulisanku kali ini. Maaf jika ada yang tersinggung ataupun sakit hati dengan tulisanku ini. Aku nggak ada niat apa-apa, nggak ada niat mengejek atau menjelek-jelekan, sama sekali tidak. Dan itu semua hanya sekedar bercanda untuk hiburan semata. Dan bagiku ini adalah sebagai ajang dalam mencurahkan perasaan saja. Karena aku sendiri sadar mungkin diantara kalian atau didalam kelas aku kurang dikenal atau bahkan tidak semenarik teman-teman yang lain. Tapi aku berharap dengan tulisanku ini aku ingin suatu saat nanti terkenang dihati kalian.
Suatu saat nanti kalian akan mengingatku ketika kita sudah sukses nanti, Aamiin. Walaupun dikelas aku orang yang tergolong pasif dan justru merepotkan kalian, tapi aku ingin tetap berkesan dihati kalian. Karena kalian begitu berkesan dihatiku. Sekali lagi aku minta maaf, dan seperti yang aku jelaskan diatas tadi semoga kita menjadi orang yang kelak akan merubah bangsa Indonesia ini menjadi lebih baik. Dan tetaplah jadi diri kalian sendiri. Karena tanpa kalian sadari ada banyak orang disana yang ingin seperti kalian. Sekali lagi maaf, maaf dan maaf.
Created by Assa El-Fath


Labels

 
;